Berkonsep Wisata Edukasi, KEBUNA Malang Sediakan Bibit Sayur Hidroponik untuk Pengunjung

KEBUNA Malang Sediakan Bibit Sayur Hidroponik - (YouTube: PasarKita)

Seiring meningkatnya kesadaran mengonsumsi sayuran sehat pestisida, sebagian orang mulai berminat membudidayakan sayuran hidroponik. Selain karena lebih sehat, konon budidaya sayuran hidroponik juga tidak memakan banyak . Hal inilah yang dicontohkan Kebun Hidroponik KEBUNA yang berlokasi di daerah Landungsari, Kabupaten Malang. Hingga saat ini, KEBUNA begitu produktif menghasilkan berbagai sayuran hidroponik yang kemudian dijual di pasaran. 

Bacaan Lainnya

Berkebun rupanya tak sekadar menyalurkan hobi. Bagi sebagian orang, berkebun dapat dijadikan ladang bisnis yang menghasilkan. Seperti halnya Taufiq, warga Jl. Tirto Mulyo No. 26, Landungsari, yang menggeluti bisnis berkebun sayuran hidroponik yang diberi nama KEBUNA. Ada beberapa jenis sayur hidroponik yang disediakan KEBUNA, seperti selada, pakcoy, hingga kangkung. KEBUNA sendiri memiliki dua kebun, yang pertama seluas 130 meter persegi dan kebun kedua seluas 100 meter persegi. 

“Kami berpikir kebanyakan orang tinggal di saat pandemi, dan peluang itu diambil untuk mengedukasi masyarakat sekitar dengan berkebun,” kata Taufiq saat dikunjungi di kediamannya. “Berkebun sayuran hidroponik menjadi pilihan tepat karena tanpa pestisida, sehingga lebih aman dikonsumsi.”

Proses budidaya sayur hidroponik di KEBUNA dimulai dengan menyiapkan bibit. Bibit sayur hidroponik tersebut kemudian ditanam di rogul. Setelah dibiarkan selama 10 hari, bibit dipindahkan ke netpot dan lubang hidroponik. Sistem pengairan di KEBUNA dijalankan dengan NTF atau pipa miring dengan sirkulasi mengalir setiap satu jam sekali. Untuk tambahan pada sayur hidroponiknya, Taufiq juga menambahkan vitamin AB Mix. 

Masa panen selada sekitar 30 hari, berbeda dari kangkung yang dapat dipanen dalam waktu 3 minggu saja. Selain dipasarkan secara offline, sayur hidroponik dari KEBUNA juga dijual lewat sosial. Harga sayuran hidroponiknya relatif terjangkau, misalnya selada yang dijual kisaran Rp25 ribu per kg. “Untuk hasil panen, relatif stabil dengan kapasitas produksi mencapai 60 kg per minggu, tergantung jenis sayurannya,” beber Taufiq.

Untuk meningkatkan kemanfaatannya, KEBUNA telah menjalankan pelatihan budidaya sayur hidroponik bagi warga sekitar. Ke depan, Taufiq berharap mampu mewujudkan cita-citanya menjadikan KEBUNA berkonsep kebun wisata dan edukasi. “Saya ingin nantinya KEBUNA juga bisa menikmati hasil buah organik, atau nanti bibitnya kami sediakan sebagai oleh-oleh. Mereka bisa berkebun sambil berwisata,” pungkasnya.

Pada dasarnya, tidak terlalu sulit berkebun sayur organik di rumah. Bagi pemula, Anda cukup menyiapkan lahan di depan rumah yang cukup terkena sinar matahari. Untuk lubang hidroponiknya, Anda perlu menyiapkan pipa paralon atau botol bekas. Anda bisa membeli bibit, media tanam, dan pupuk kompos di toko pertanian terdekat. Selain terkena sinar matahari yang cukup, Anda pun disarankan rutin menyiramnya.

Pos terkait