Kasus Covid-19 Terus Naik, Rupiah Ditutup Melemah

Rupiah melemah pada perdagangan Senin (14/6) sore - www.idxchannel.com

JAKARTA – Rupiah praktis tidak memiliki tenaga yang cukup untuk bangkit ke area hijau pada perdagangan Senin (14/6) sore ketika kasus Covid-19 di dalam negeri mengalami kenaikan dalam satu bulan terakhir. Menurut laporan Index pada pukul 14.59 WIB, mata Garuda ditutup melemah 13,5 poin atau 0,10% ke level Rp14.202,5 per AS. 

Bacaan Lainnya

Sementara itu, mayoritas mata uang Asia juga tidak berdaya melawan greenback. Won Korea Selatan menjadi mata uang berkinerja terburuk setelah anjlok 0,44%. Peso Filipina dan ringgit Malaysia mengikuti dengan masing-masing melemah 0,19%, disusul yen Jepang yang terkoreksi 0,12%, serta yuan China yang harus 0,09%.

“Pelemahan rupiah hari ini dipengaruhi oleh penantian pasar pada pengumuman kebijakan moneter The Fed. Jelang pengumuman The Fed, dolar AS tampak menguat terhadap sejumlah mata uang asing,” tutur pasar keuangan, Ariston Tjendra, dikutip dari CNN Indonesia. “Pasar kelihatannya melakukan konsolidasi menjelang pengumuman kebijakan moneter terbaru bank sentral AS di Kamis (17/8) dini hari mendatang.”

Dari dalam negeri, Ariston menambahkan, pemicu pelemahan mata uang Garuda adalah kenaikan kasus aktif Covid-19. Per tanggal 13 Juni 2021 pukul 12.00 WIB, terdapat penambahan 9.868 kasus virus corona sehingga jumlah kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 1.911.358 orang. “Bila angka ini terus berlanjut, akan ada pembatasan lebih ketat sehingga bisa mengganggu perekonomian,” sambung Ariston.

Dari pasar global, dolar AS bergerak stabil terhadap mata uang utama pada awal pekan, setelah membukukan kenaikan mingguan terbesarnya dalam lebih dari sebulan, karena para investor menutup posisi jual menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve minggu ini. Mata uang Paman Sam terpantau menguat tipis 0,004 poin ke level 90,559 pada pukul 11.48 WIB.

Dilansir dari Reuters, dalam beberapa pekan terakhir, greenback telah berfluktuasi karena para pedagang mempertimbangkan jika tekanan inflasi ketika ekonomi dibuka kembali dapat memaksa untuk mengurangi stimulus sebelumnya. Komentar berulang oleh pembuat kebijakan bahwa inflasi akan bersifat sementara menenangkan kegelisahan tersebut, tetapi pasar mengantisipasi The Fed mungkin hampir memberikan petunjuk tentang waktu untuk melangsingkan program pembelian asetnya.

Pos terkait