Moskow – Dampak invasi Rusia ke Ukraina sangat meresahkan dunia, tidak hanya menambah korban jiwa, tetapi juga krisis pangan global. Untuk itu, Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) terbang dari Tanah Air menuju Moskow bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin dan menuju Kyiv bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Pertemuan ini dikabarkan membahas mengenai perdamaian sebagai cara untuk mengakhiri perang dan krisis pangan global.
Dilansir dari South China Morning Post, ‘Misi Perdamaian’ Presiden Jokowi ke Moskow dan Kyiv merupakan kunjungan pertama yang dilakukan pemimpin negara Asia sejak perang dimulai. Ini menunjukkan kebijakan luar negeri antar negara yang baik.
Konstitusi Indonesia mengamanatkan agar Indonesia selalu berusaha berkontribusi bagi terciptanya perdamaian dunia. Ini juga telah disampaikan Jokowi saat bertemu Putin di Istana Kremlin pada Kamis (30/6).
“Isu perdamaian dan kemanusiaan selalu menjadi prioritas politik luar negeri Indonesia,” kata Presiden Jokowi saat menyampaikan keterangan pers bersama dengan Presiden Putin. “Dalam konteks inilah, saya lakukan kunjungan ke Kyiv dan Moskow,”
Presiden Jokowi menambahkan, meskipun situasi saat ini masih sangat sulit, tetapi penyelesaian damai penting untuk terus dikedepankan dan juga ruang-ruang dialog terus dibuka.
“Saya telah sampaikan pesan Presiden Zelensky untuk Presiden Putin dan saya sampaikan kesiapan saya untuk menjadi jembatan komunikasi antara dua pemimpin tersebut,” ucap Presiden Jokowi.
Presiden Joko Widodo juga telah berdiskusi dengan Presiden Vladimir Putin membahas masalah terganggunya rantai pasok pangan dan pupuk yang bisa berdampak kepada ratusan juta masyarakat dunia, terutama di negara berkembang.
“Saya mendukung upaya PBB reintegrasi komoditas pangan dan pupuk Rusia dan komoditas pangan Ukraina dalam rantai pasok dunia,” kata Jokowi kepada jurnalis Deutsche Welle. “Khusus untuk jalur ekspor produk pangan Ukraina, terutama melalui jalur laut, saya sangat menghargai Presiden Putin yang tadi menyampaikan bahwa memberikan jaminan keamanan pasokan pangan dan pupuk dari Ukraina maupun Rusia, ini sebuah berita yang baik.”
Di akhir pernyataannya, Presiden Jokowi kembali menegaskan bahwa Indonesia tidak memiliki kepentingan apapun kecuali ingin melihat perang dapat segera selesai dan rantai pasok pangan, pupuk, dan energi dapat segera diperbaiki.
“Saya ajak seluruh pemimpin dunia untuk bersama kembali menghidupkan semangat multilateralisme, semangat damai, dan semangat kerja sama,” kata Presiden Jokowi. “Karena hanya dengan spirit ini perdamaian dapat dicapai.”
Namun, Presiden Vladimir Putin membantah bahwa Rusia memikul tanggung jawab atas krisis pangan global akibat konflik di Ukraina. Rusia tidak membatasi ekspor pupuk, maupun ekspor produk makanan. Putin juga menambahkan, Moskow tidak menghalangi ekspor gandum Ukraina dan Rusia terus-menerus berkomunikasi dengan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang bertanggung jawab atas masalah tersebut.
Selain itu, Putin menjelaskan, AS dan Uni Eropa telah memberlakukan sanksi terhadap pelabuhan Rusia dan menciptakan kesulitan untuk mengasuransikan kapal kargo. Semua ini menciptakan masalah di pasar terkait makanan dan pupuk. Putin berharap Jokowi akan mengangkat masalah itu pada KTT G20 di Indonesia pada November mendatang.