Jerman Negara Pembeli Energi Rusia Utama Sejak Rusia Serang Ukraina

Sumber Energi Rusia - edition.cnn.com
Sumber Energi Rusia - edition.cnn.com

Berlin – Ekspor bakar fosil Rusia merusak sanksi yang dikenakan pada Kremlin atas invasinya ke Ukraina. Hal ini membuat sejumlah negara di Eropa masih bisa membeli produk energi Rusia. Menurut penelitian, Jerman merupakan salah satu pembeli utama energi Rusia sejak serangan Rusia ke Ukraina hingga saat ini.

Bacaan Lainnya

Dilaporkan dalam Deutsche Welle, angka-angka yang dikumpulkan sekelompok peneliti independen menunjukkan bahwa Jerman telah menjadi negara pembeli energi Rusia terbesar dalam dua bulan pertama. Itu terjadi sejak perang di Ukraina dimulai.

yang diterbitkan Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA) menghitung bahwa Rusia telah memperoleh EUR63 miliar (USD66,5 miliar) dari ekspor bahan bakar fosil sejak 24 Februari 2022. Para peneliti juga menemukan bahwa Jerman sendiri membayar Rusia sekitar EUR9,1 miliar (USD9,65 miliar) untuk pengiriman bahan bakar fosil dalam dua bulan setelah dimulainya invasi Moskow.

Claudia Kemfert, pakar energi dari Jerman yang tidak terlibat dalam penelitian CREA, mengatakan angka-angka itu masuk akal. Mengingat, ada kenaikan tajam harga bahan bakar fosil baru-baru ini.

Jerman telah menghadapi kritik keras karena ketergantungannya pada dan minyak Rusia, meskipun sekutu telah memperingatkan selama bertahun-tahun bahwa ini bisa menjadi bahaya bagi keamanan Eropa. Di sisi lain, menurut penelitian berjudul ‘Financing Putin’s War on Europe,’ negara pengimpor terbesar bahan bakar fosil Rusia sejak invasi dimulai kedua adalah Italia (EUR6,9 miliar), diikuti China (EUR6,7 miliar).

“Ekspor bahan bakar fosil adalah kunci pendorong pembangunan militer Rusia dan agresi brutal terhadap Ukraina,” kata penulis studi tersebut.

Uni Eropa adalah importir utama bahan bakar fosil Rusia, menyumbang 71% atau sekitar EUR44 miliar dari ekspor Rusia di sektor ini, menurut data CREA. CREA juga menemukan bahwa banyak perusahaan bahan bakar fosil terus melakukan jumlah tinggi dengan Rusia, termasuk BP, Shell, Total, dan ExxonMobil.

Studi tersebut telah menunjukkan bahwa volume ekspor Rusia karena sanksi mulai berlaku, tetapi kenaikan harga bahan bakar fosil meredam efek pada pendapatan Moskow.

“CREA merekomendasikan agar pemerintah dan perusahaan mengakhiri semua pembelian energi Rusia,” kata salah satu peneliti yang tidak ingin disebutkan namanya. “Itu untuk membantu mengakhiri perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh militer Rusia.”

Untuk penelitian ini, para peneliti menggunakan data pergerakan kapal, pelacakan aliran gas secara real-time melalui jaringan pipa dan perkiraan berdasarkan perdagangan bulanan sebelumnya.

“Pemerintah di negara-negara Eropa juga harus membuat rencana untuk beralih dari bahan bakar fosil Rusia sepenuhnya,” kata peneliti. “Beralih ke sumber energi lain yang bersifat lebih bersih akan memiliki manfaat , kesehatan, dan keamanan yang jauh lebih besar.”

Pos terkait