India Bebaskan Maiden Pharmaceuticals dari Kasus Kematian Anak Gambia

India Bebaskan Maiden Pharmaceuticals dari Kasus Kematian Anak Gambia - (thewire.in)
India Bebaskan Maiden Pharmaceuticals dari Kasus Kematian Anak Gambia - (thewire.in)

New Delhi – India bebaskan Maiden Pharmaceuticals dari kasus anak Gambia, karena tidak ditemukan jejak etilen glikol dan dietilen glikol yang mematikan dalam obat-obatan produksi pabrik farmasi tersebut. Hal ini membuat pihak berwenang Gambia terkejut, padahal sudah ada 69 anak di yang kehilangan nyawa.

Bacaan Lainnya

“Sulit dipercaya,” kata Dr. Peter Adebayo Adewuyi, Penasihat Residen Pelatihan Epidemiologi Lapangan Gambia dalam TRT World. “Bukti terbesar yang kami miliki tentang keterlibatan perusahaan India adalah sejak kami menarik obat-obatannya.”

Pada Oktober 2022, PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) mengatakan bahwa para penyelidiknya menemukan tingkat dietilen glikol dan etilen glikol yang tidak dapat diterima tubuh manusia. Kandungan ini dapat menjadi racun dan menyebabkan cedera ginjal akut. Hampir semua produk yang diproduksi Maiden Pharma di India menggunakan dua zat berbahaya tersebut.

Gambia, negara Afrika Barat berpenduduk 2,4 juta orang, tidak memiliki industri medis yang signifikan. Sirup obat batuk diimpor dari Maiden Pharmaceuticals, yang sebelumnya juga mengalami masalah kontrol kualitas.

Namun, dalam surat kepada WHO tanggal 13 Desember 2022, Jenderal Pengawas Obat India, V.G. Somani, mengatakan mereka telah menjalankan tes produk dari Maiden Pharmaceuticals dan belum mendeteksi jejak ethylene glycol (EG) atau diethylene glycol (DEG). Maiden Pharmaceuticals sekarang mulai membuka kembali pabrik produksinya di Sonipat, Haryana, India utara, meskipun ada keberatan dari Gambia.

“Saya memiliki keyakinan penuh pada proses regulasi dan peradilan India,” kata Pelaksana Maiden Naresh Kumar Goyal. “Saya tidak melakukan kesalahan apapun.”

Padahal, setelah muncul laporan tentang kematian puluhan anak di Gambia, WHO menganalisis sirup obat batuk dari Maiden dan menemukan EG serta DEG di dalamnya. Dewan penyelidikan independen yang dibentuk pemerintah Gambia juga menyimpulkan hal yang sama.

Pada 5 Oktober 2022, WHO mengeluarkan penasihat global tentang obat-obatan pediatrik yang terkontaminasi. Keempat sirup obat batuk dari Maiden, yakni Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup ditemukan mengandung DEG dan EG dalam jumlah melebihi standar.

Saat itu, pihak berwenang Gambia telah melakukan pengujian terhadap sirup tersebut dan menemukan kandungan DEG di dalamnya sebesar 19% padahal seharusnya tidak di atas 0,1%. DEG merupakan bahan kimia yang kental dan manis, telah diketahui menyebabkan keracunan massal bila dicampur dengan obat-obatan selama hampir seabad. 

Dalam kebanyakan kasus, seperti di Gambia, orang yang memakai DEG dosis tinggi menderita gagal ginjal dan meninggal dalam beberapa hari. Namun, dari waktu ke waktu, zat beracun tersebut telah masuk ke obat-obatan di beberapa negara, mulai dari Bangladesh hingga Haiti.

Di sisi lain, Maiden Pharmaceuticals telah dipandang sebagai pusat kematian di Gambia. Pabrik yang mulai beroperasi tersebut menjadi kontroversial. Perusahaan Maiden juga menghadapi larangan distribusi produk ke Bihar dan dihukum karena menjual produk di bawah standar. Itu termasuk di antara 39 pembuat obat yang masuk daftar hitam Vietnam.

Pos terkait