Investigasi COVID-19 China Belum Ada Hasil, Indonesia Waspada Gelombang Omicron

Kota Wuhan, China (sumber: cgtn)
Kota Wuhan, China (sumber: cgtn)

Wuhan – Dua tahun setelah China melaporkan kematian COVID-19 pertama di Wuhan, masih sulit mendapatkan hasil investigasi asal-usul SARS-CoV-2 bagi dunia. Penyebarannya yang cepat membuat penyakit COVID-19 berevolusi menjadi varian Delta dan Omicron yang ganas. 

Bacaan Lainnya

Virus COVID-19 pertama kali terdeteksi di Wuhan, China dan menyebar ke kalangan penduduk dalam skala besar. Dikutip dari Deutsche Welle, sejak saat itu, lebih dari lima juta orang meninggal di seluruh dunia dan lebih dari 300 juta orang telah terinfeksi.

Terlepas dari biaya yang harus dibayar dunia selama dua tahun, mulai tahun 2019 hingga 2021 akhir, komunitas kesehatan internasional masih mencari jawaban tentang wabah awal yang terjadi di China. Presiden AS Joe Biden memerintahkan komunitas intelijen Amerika untuk melakukan penyelidikan terhadap asal-usul virus COVID-19, sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah berulang kali mendesak Beijing untuk berbagi data tentang wabah awal di Wuhan. 

Tidak ada kejelasan tentang asal virus. Januari 2021, WHO mengirim tim ilmuwan ke China untuk melakukan penyelidikan, sebuah proses yang diteliti dengan cermat oleh pemerintah China. Tim menyimpulkan, sangat tidak mungkin virus itu bocor dari . Tim tersebut juga mengklaim bahwa virus tersebut mungkin telah berpindah dari hewan ke manusia.

Zeng Yixin, wakil menteri Komisi Kesehatan Nasional, mengatakan pada Juli 2021 bahwa China selalu mendukung investigasi COVID-19 secara ilmiah, tetapi Beijing menentang mempolitisasi pekerjaan pelacakan. Dua tahun sejak China melaporkan kematian COVID-19 pertama, para ahli kesehatan memiliki pandangan berbeda tentang apakah masih mungkin untuk melacak asal-usul virus.

“Jika ini adalah epidemi yang terjadi secara alami dan jika China tidak memiliki sistem untuk melacak dan mendeteksinya pada tahun 2020, tidak mungkin untuk melacak apa yang terjadi di Wuhan dua tahun lalu,” kata Mei-Shang Ho, seorang peneliti di Academia Sinica Taiwan. “Skenario lain adalah virus itu bocor dari laboratorium, dan satu-satunya cara yang mungkin bagi kita untuk mengetahui lebih banyak tentang asal-usul virus adalah jika seseorang bersedia berbagi informasi dengan dunia luar.” 

Sementara investigasi asal-usul COVID-19 masih berlanjut dan belum ada ujungnya, virus corona sudah semakin menyebar luas dan berkembang menjadi varian delta serta Omicron yang lebih ganas. Ini membuat beberapa negara di Asia, seperti terkena imbasnya. 

Belum ada sebulan sejak temuan pertama kasus COVID-19 Omicron di Indonesia, saat ini sudah tercatat 414 orang yang terpapar COVID-19 varian Omicron. Disebutkan dalam liputan6.com, kasus pertama di Indonesia terdeteksi pada 15 Desember 2021 di RS Darurat Wisma Atlet, Jakarta. Dalam kurun 27 hari, dari satu kasus menjadi 414 kasus omicron yang terdeteksi di Jakarta.

“WNI diperbolehkan masuk Indonesia dengan 14×24 jam karantina (untuk WNI dari negara transmisi Omicron,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual (16/12) yang dirangkum dalam CNN Indonesia. 

Lonjakan kasus Omicron di Indonesia tidak hanya dibawa penderita yang baru saja melakukan perjalanan luar negeri, tetapi juga transmisi lokal. Dari 506 kasus konfirmasi Omicron pada Senin (10/1), 84 di antaranya adalah transmisi lokal.

Pos terkait