Selama ini masih banyak orang yang ragu untuk memeriksakan kondisi kesehatannya ke rumah sakit atau laboratorium klinik, apalagi jika menyangkut HIV. Selain khawatir dengan stigma yang berkembang, beberapa orang ada yang merisaukan prosedur yang rumit hingga biaya tes HIV yang mahal. Padahal di laboratorium seperti Pramita menyediakan tes HIV dengan harga sekitar ratusan ribu rupiah.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari situs resminya, biaya tes anti HIV di Lab Pramita Matraman, Jakarta sekitar Rp578 ribu. Pemeriksaan ini digunakan untuk adanya antibodi terhadap virus HIV, virus penyebab penyakit AIDS. Anti HIV Positif mengindikasikan adanya infeksi oleh virus HIV. Penggunaan deteksi antigen P24 pada pemeriksaan Anti HIV generasi terkini bisa meningkatkan sensitivitas karena mampu mendeteksi pada window periode.
Sementara itu, Ketua Tim HIV/AIDS dari Rumah Sakit Carolus, Emon Winardi Danudirgo beberapa waktu lalu menjelaskan tentang tahapan dan proses pengecekan penyakit HIV yang tergolong mudah dan nyaman. Emon mengatakan, setiap orang dapat langsung mengunjungi rumah sakit maupun puskesmas terdekat. Kemudian, mereka dapat mengantre untuk tes HIV. Jika sudah bertemu dengan ahli, pasien akan memperoleh konseling awal.
“Tujuan dari konseling ini untuk mengetahui faktor risiko, informasi terkait prosedur tes HIV, dan pembacaan hasilnya nanti,” terang Emon, seperti dilansir dari Tempo. Setelah konseling, tiap pasien akan menandatangani surat persetujuan dan langsung dilakukan pengecekan. Proses tes HIV pun cukup cepat, mudah, dan tidak sakit. Sampel darah akan diambil melalui ujung jari. “Hasilnya akan keluar dalam waktu 20 menit dan langsung disampaikan secara tertutup untuk menjaga kerahasiaan pasien,” katanya.
Lantas, berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar tes HIV? Dokter spesialis penyakit dalam ini menuturkan bahwa semuanya gratis. Pasalnya, tes HIV adalah salah satu program pemerintah dalam menanggulangi penyakit HIV/AIDS. “Kecuali kalau di rumah sakit swasta, mungkin ada biaya tambahan, tetap terjangkau,” paparnya.
Orang-orang yang disarankan melakukan pengecekan atau tes HIV adalah orang-orang dengan risiko tinggi, seperti mereka yang melakukan hubungan seks bebas tanpa pengaman dan mereka yang terluka karena kecelakaan kerja. “Semoga dengan kemudahan tes HIV, semakin banyak masyarakat yang sadar dan segera memeriksakan dirinya,” tandas Emon.