jakarta – Saat ini, rokok herbal memang semakin populer dan menjadi tren baru di kalangan perokok di dalam negeri. Banyak produk yang dapat ditemukan di pasaran lokal, salah satunya SIN Provost. Merupakan produk yang sering direkomendasikan untuk mereka yang berburu rokok herbal, harga SIN Provost pun setara dengan rokok konvensional pada umumnya.
Menurut salah satu perokok bernama Indi Hikami, SIN Provost dapat dikatakan sebagai rokok herbal yang paling populer. Hal tersebut tidak mengherankan lantaran SIN Provost termasuk salah satu rokok herbal pertama. Dengan materi kampanye marketing yang menarik dan melihat adanya celah di pasaran, rokok ini pun langsung diterima oleh masyarakat.
“Rokok ini memang sangat worth it to buy. Uang yang dikeluarkan akan sebanding dengan kenikmatan yang Anda terima. Bahkan, orisinalitas rasanya sangat istimewa, punya karakter sendiri,” ujar Indi. “Sebagai rokok herbal, memang kelebihannya terletak di sektor kehalusan dalam tarikan. Anda tidak akan kecewa dengan kehalusan yang ditawarkan meski batangnya terbilang cukup padat.”
Ia melanjutkan, yang harus disadari pelanggan adalah rokok herbal memiliki karakteristik rasa yang hambar. Jika Anda terbiasa merokok produk konvensional, mungkin akan cukup kaget dengan produk herbal. Rasanya akan lebih hambar, tetapi tidak sehambar rokok putihan. “Saya yang pernah mencobanya, meski juga tidak menjadikannya sebagai rokok reguler, produk SIN satu ini memang tidak boleh diremehkan,” sambung dia.
Mencari rokok SIN Provost pun tidak susah karena sudah dijual bebas di pasaran. Anda bisa membelinya di berbagai toko, swalayan, atau memesan lewat situs jual beli online. Menurut laman resminya, satu bungkus SIN Provost ditawarkan dengan harga Rp24.500. Sementara itu, di beberapa toko, harganya berkisar Rp26 ribu sampai Rp28 ribuan per bungkus. Apabila membeli 1 slop, harganya rata-rata Rp260 ribuan.
Rokok herbal memang kerap dikaitkan dengan rokok sehat karena tidak mengandung tembakau. Bahkan, pada tahun 2020 lalu, viral satu keluarga mengisap rokok herbal, bertujuan untuk mencegah virus corona. “Demi menghadang virus corona, kami merokok SIN Provost 19. Insya Allah mudah-mudahan dengan izin Allah,” kata salah satu keluarga itu, dikutip dari Tribun Madura.
Namun, dilansir dari Detikhealth, The National Institute on Drug Abuse mengungkapkan bahwa rokok kretek herbal berbahaya ketika dibakar. Bahan kimia yang dihasilkan ketika dibakar bisa meningkatkan risiko perokok dari bahaya infeksi pernapasan pneumonia, bronkitis, dan paru-paru. “Itu asapnya adalah karsinogen dan juga asap yang toxic, karena di situ ada zat karsinogen, sama dengan rokok herbal,” terang dr. Sita Laksmi Andriani, Sp.P(K), PhD, dokter spesialis paru di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, dilansir dari Suara.