Hama lalat buah memang bisa mengganggu produktivitas tanaman hortikultura. Untuk memusnahkan hama ini sebenarnya tidak terlalu sulit. Kini banyak petani yang memanfaatkan bahan seperti metil eugenol sebagai atraktan (pemikat) sekaligus pembasmi lalat buah. Harga metil eugenol pun tidak terlalu mahal dan bisa ditemukan di sejumlah toko pertanian.
Di pasaran online misalnya, harga Petrogenol 800L yang mengandung metil eugenol 800 g/l dijual mulai Rp6 ribuan sampai Rp12 ribuan saja per botol isi 5 ml. Petrogenol merupakan atraktan berbentuk larutan berwarna kuning jernih untuk mengendalikan lalat buah Dacus spp. dan Dacus ferrugineus pada tanaman mangga dan cabai.
Cara penggunaan metil eugenol cukup mudah. Cairan metil eugenol cukup diteteskan pada kapas yang dipasang pada perangkap. Perangkap dipasang bila terlihat ada serangan lalat buah. Pemasangan perangkap dikerjakan sejak pembentukan buah sampai panen. Pemberian Petrogenol (metil eugenol) 800 L pada kapas dikerjakan setiap 4 minggu sekali. Dalam 1 ha pertanaman dapat dipasang 25 titik penempatan dengan jarak antar masing-masing perangkap 20 meter. Dosis formulasi sekitar 0,125-0,25 ml per perangkap.
Menurut kepala Balai besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Dedi Nursyamsi, serangan lalat buah di sejumlah titik di Jawa Timur dan Bali sudah merusak panen hingga 75-100 persen beberapa waktu silam. “Hampir semua buah diserang seperti mangga, belimbing, jambu air, dan jambu getas. Tingkat serangan rata-rata 23 persen,” ujar Dedi.
Tetapi, saat ini berhasil dikembangkan beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa senyawa metil eugenol bisa menurunkan intensitas serangan lalat buah mangga sekitar 39-59%. Atraktan metil eugenol yang berasal dari tumbuhan bahkan diklaim memiliki daya tangkap yang lebih baik (491 ekor/perangkap/minggu) dibanding atraktan sintetis yang sudah beredar secara komersial di pasaran (315 ekor/perangkap/minggu).
Metil eugenol di alam bisa ditemukan pada tumbuhan melaleuca (melaleuca bracteata) dan selasih (ocimum spp). “Petani tinggal menyuling selasih dan melaleuca untuk mengambil minyak atsiri yang mengandung metil eugenol masing-masing 63 persen dan 80 persen,” terangnya, seperti dikutip dari Antara.
Kemudian, perangkap dibuat dari botol plastik bekas kemasan air mineral (tanpa tutup). Sepertiga bagian atas botol dipotong, lalu potongan dimasukkan ke botol bagian bawah dengan mulut botol ada di bagian dalam. “Bagian depan dan belakang botol diikat dengan kawat agar mudah digantungkan. Pada bagian tengah botol diikatkan segumpal kapas yang ditetesi 2-4 ml metil eugenol, kemudian botol diisi air seperempat bagian, jangan sampai mengenai kapas,” paparnya.
Dengan adanya air, lalat yang masuk ke botol akan tenggelam dan mati. Perangkap bisa dipasang agak miring supaya air tidak tumpah. Dalam waktu seminggu, perangkap tersebut bisa menangkap sebanyak 90-230 lalat buah jantan.