Tak semua warung kopi atau café menyangrai kopinya sendiri. Sebagian besar biasanya hanya menjual produk olahan kopi yang sudah jadi dan siap untuk dinikmati oleh para konsumen. Beberapa dari mereka kerap menggunakan jasa roasting kopi di roastery tertentu untuk memperoleh biji kopi sesuai dengan profil yang diinginkan. Harga atau biaya jasa roasting kopi biasanya dihitung per batch atau per kilo.
Sebagai contoh, jasa roasting green beans coffee per 1 kg (kilogram) dibanderol mulai Rp20 ribuan sampai Rp40 ribuan. Konsumen atau pemilik café bisa memilih sendiri profil roasting yang diinginkan, yakni light to medium, medium, medium to dark, hingga dark. Jenis varietas kopi yang bisa diroasting juga bermacam-macam, mulai dari arabica, robusta, liberika, atau ekselsa. Hasil roasting kopi pun dapat sekaligus digiling halus, medium, kasar, atau dibiarkan dalam wujud biji (beans) saja.
Menurut pemilik Mr. Coffee Indonesia Mahfudz, tak semua warkop melakukan roasting (sangrai) biji kopi sendiri. Bukan hanya berkaitan dengan kemampuan menyangrai, namun investasi untuk membeli mesin roasting juga cukup besar.
“Tapi akhir-akhir ini, teman-teman mulai mencicil untuk membeli (mesin sangrai) sendiri. Secara perhitungan bisnis, mungkin iya bahwa pertimbangan (tidak sangrai sendiri) karena profitnya lebih besar di penyeduhan,” ujar Mahfudz, seperti dikutip dari Katadata.
Lebih lanjut Mahfudz mengungkapkan bahwa keuntungan dari jasa roasting kopi lebih tipis dibanding brewing, terpengaruh dari volume kopi yang dijual. Kemasan kopi minimal untuk sangrai 250 gram, sedangkan penyeduhan hanya sekitar 15-20 gram per cangkir. “Seperti jualan rokok saja. Eceran dengan kemasan maka secara profit lebih menguntungkan yang eceran,” paparnya.
Tak jauh berbeda, Toni selaku pemilik Five Times Coffee juga mengatakan bahwa keuntungan penyeduhan kopi lebih besar dibanding sangrai. Biaya bahan baku untuk secangkir kopi americano hanya Rp4.000 – Rp5.000, namun bisa dijual hingga Rp20.000 atau bahkan lebih per cangkir. “Memang margin dari sangrai tidak terlalu banyak. Tapi seiring banyaknya bisnis kedai kopi, fokus kami justru menyuplai kebutuhan biji kopi untuk para coffee shop itu,” kata Toni.