Punya Ratusan Gerai di Indonesia, Berapa Harga Franchise Kopi Kenangan?

Membeli Kopi Kenangan - (www.techinasia.com)
Membeli Kopi Kenangan - (www.techinasia.com)

Para penikmat kopi mungkin sudah tak asing lagi dengan Kopi Kenangan. kopi kekinian ini begitu populer di Indonesia bahkan di luar negeri. Dengan menawarkan aneka menu kopi mulai harga puluhan ribu rupiah membuat Kopi Kenangan digemari oleh banyak konsumen. Namun, siapa sangka bahwa sampai saat ini rupanya Kopi Kenangan bisa tumbuh besar tanpa sistem franchise atau waralaba.

Brand kopi kekinian yang telah didirikan sejak tahun lalu ini kabarnya sekarang telah mempunyai sekitar 868 gerai di 64 kota. CEO Kenangan Brands Edward Tirtanata sendiri mengungkapkan alasan mengapa dirinya tidak menyediakan skema waralaba atau franchise untuk pengembangan bisnis. Dengan demikian, pengembangan bisnis Kopi Kenangan sampai sekarang dilakukan secara mandiri, dibantu oleh suntikan modal dari para investor.

Bacaan Lainnya

Menurut Edward, pengembangan bisnis secara mandiri justru membuka peluang lebih besar untuk memaksimalkan dan pendapatan. “(Dengan franchise) Kita sangat sulit untuk mendapatkan revenue yang besar gitu ya, karena kenapa? Contoh misalnya omzet bisa 20 persen. Tetapi omzetnya katakan 100, gitu ya, dan 100 itu adalah omzet kita. Tapi kalau franchise, otomatis omzet itu adalah milik pembeli franchise, atau (brand misalnya hanya mendapat) 5 persen dari pemilik toko tersebut. Jadi omzetnya itu sangat sulit jadi besar,” ujar Edward, seperti dilansir dari Liputan6.

Tak hanya omzet, Edward berpendapat bahwa dengan franchise pun pendapatan perusahaan bisa berkurang. Misalnya dengan franchise pendapatan yang diperoleh hanya 5 persen. Sedangkan dengan pengembangan mandiri, pendapatan sebesar 100 persen akan dikantongi oleh pemilik brand.

Walau demikian, ia menilai pemilihan model franchise bukanlah kesalahan. Ada faktor yang baginya justru dapat dimudahkan dari model bisnis franchise. “Otomatis lebih mudah gitu, kan franchise-nya (pembeli waralaba) operasinya juga lebih gampang karena otomatis kan lokasinya itu biasanya franchise-nya gitu, jadi otomatis gak ada rental atau apa, langsung sehat (keuangannya),” terangnya.

Edward pun berpendapat, dalam konsep franchise akan sulit untuk melakukan quality control. Risikonya, kualitas di tiap gerai waralaba akan berbeda-beda. “Dan otomatis dengan memiliki ratusan kepala akan lebih sulit bagi kita untuk tetap mengontrol kualitas,” tegasnya.

Pos terkait