JAKARTA – Anda pasti sudah tidak asing lagi atau malah sering menggunakan layanan fotocopy. Secara singkat, ini adalah kegiatan menggandakan dokumen, biasanya KTP atau surat berharga lainnya. Banyak pula pelajar dan mahasiswa yang melakukan fotocopy buku ajar dan sejenisnya. Selain dalam ukuran yang sama, sekarang ada banyak percetakan yang melayani jasa fotocopy diperbesar. Dibandingkan ukuran normal, harga fotocopy perbesar per lembarnya memang sedikit lebih mahal.
Seperti namanya, fotocopy perbesar adalah layanan menggandakan dokumen dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan dokumen yang asli, biasanya dimanfaatkan pelajar untuk meng-copy buku ajar yang ukurannya memang cenderung lebih kecil dibandingkan kertas ukuran A4 misalnya. Anda dapat memanfaatkan layanan tersebut untuk memperbesar ukuran dokumen dari kertas A3 ke A2, A3 ke A1, A1 ke A2, atau A4 ke F4, tergantung keperluan Anda.
Sudah banyak percetakan yang menawarkan layanan tersebut. Jaya Abadi Copy Centre yang berlokasi di area Dipatiukur, Bandung misalnya, melayani fotocopy perbesar dari kertas ukuran A3 ke A2 dengan harga mulai Rp8 ribuan, sedangkan tarif fotocopy perbesar dari kertas ukuran A3 ke A1 Rp9.500, dan biaya fotocopy perbesar dari kertas A2 ke A0 mulai Rp13.500. Sementara itu, percetakan yang lain menawarkan jasa fotocopy perbesar dari A4 ke F4 dengan harga Rp400 per lembar.
Meski sekarang banyak yang beralih ke sistem digital dan online, nyatanya fotocopy masih dibutuhkan banyak orang, terutama untuk urusan administrasi yang mengharuskan seseorang menggandakan dokumen. Karena tidak bergantung pada musim tertentu. hampir semua kalangan membutuhkan bisnis fotocopy mulai dari pekerja kantoran, mahasiswa, pelajar, karyawan, bahkan masyarakat umum. Bisnis fotocopy juga menyediakan berbagai layanan lengkap, termasuk menjual buku, alat tulis, serta keperluan perkantoran hingga para pelajar.
Irendi Syah Putra, seorang lulusan Farmasi misalnya, sekarang lebih memilih untuk membuka usaha fotocopy daripada bekerja kantoran. Dilansir dari Aceh Standar, ia mengaku sudah membuka usaha tersebut kurang lebih selama tiga tahun dan mendapatkan omzet minimal Rp1 juta per hari. “Ya Alhamdulillah, saya sudah memiliki tempat usaha sendiri untuk berbisnis jasa pengetikan surat-menyurat dan fotocopy,” tutur dia.