Di era yang sudah serba digital seperti saat ini, kebutuhan akan layanan fotocopy mulai berkurang. Namun, jika lihai dalam memanfaatkan peluang rupanya bisnis fotokopi tetap bisa bertahan, bahkan membawa profit yang lumayan besar. Di area sekitar kampus, sekolah, atau perkantoran, biasanya jasa fotocopy bolak balik masih banyak peminatnya. Harga fotocopy bolak balik ini tentunya lebih mahal dibanding tarif fotocopy satu sisi saja.
Sebagai gambaran, harga fotocopy bolak-balik di salah satu percetakan yang ada di Sleman-Depok, Yogyakarta untuk kertas ukuran A4 dipatok Rp380, kertas ukuran A3 tarif fotokopi-nya Rp1.500, kertas ukuran F4 dikenai biaya Rp400, dan kertas ukuran B5 harganya Rp380 per lembar. Harga fotocopy bolak balik yang berlaku di setiap tempat bisa saja berbeda-beda.
Salah satu pengusaha muda asal Kendal bernama Dinar Rusnantika mengaku bisa meraup keuntungan belasan juta rupiah dari menjalankan bisnis fotokopi bernama 3D Fotocopy. “Usaha 3D Fotocopy ini berdiri pada tahun 2018 tepatnya pada tanggal 25 Februari. Disini kami melayani printing, fotocopy, cetak undangan, brosur dan sebagainya,” jelas Dinar, seperti dilansir dari Suaramerdeka.
“Selain itu juga terdapat berbagai macam alat tulis yang dijual mulai dari map, peralatan kantor, peralatan sekolah, buku, tas, hingga makanan ringan,” imbuh Dinar. Dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat SMK, Dinar pun ingin mendalami ilmu untuk mengembangkan usaha tersebut dengan kuliah jurusan Desain Komunikasi Visual di Universitas Dian Nuswantoro.
Modal yang ia keluarkan untuk mengawali usaha juga cukup besar. Bahkan, wanita asal Kendal ini rela menjual rumahnya sebagai modal awal untuk usaha. “Modal untuk membangun 3D Fotocopy ini lumayan, kalau boleh jujur saya menjual rumah saya yang di kampung untuk buka usaha ini, serta doa restu orang tua yang akhirnya 3D Fotocopy ini dapat berdiri,” bebernya.
Walaupun modalnya besar, Dinar tidak takut merugi dan bermodal yakin dalam menjalankan bisnis. “Bukan usaha namanya jika omset selalu naik, pasti ada naik turunnya. Kalau musim ujian sekolah, kenaikan kelas, dan masuk sekolah itu pasti ramai dan omset bisa mencapai Rp15 juta dalam sebulan,” ungkap Dinar.