Brand Yanmar sudah begitu dikenal sebagai alat berat berkualitas. Salah satu alat berat yang diproduksi Yanmar adalah excavator mini. Setidaknya ada beberapa tipe ekskavator mini yang ditawarkan oleh Yanmar, yakni Yanmar ViO55-6B, ViO45-6B, hingga ViO30-6B. Harga excavator mini Yanmar dijual mulai ratusan juta rupiah.
Sebagai contoh, untuk excavator mini Yanmar VIO55-5B harganya berkisar mulai Rp412 jutaan. Kemudian Yanmar VIO80 harganya sekitar Rp885 jutaan. Jika mencari yang lebih murah, ada juga excavator mini buatan China namun dengan mesin Yanmar model 3TNV70-SSY seharga Rp199 jutaan saja per unit.
Sejak beberapa tahun lalu, kehadiran excavator mini Yanmar begitu populer untuk diaplikasikan di sektor perkebunan kelapa sawit hingga sektor konstruksi dan lainnya karena memiliki postur yang kecil namun dengan fungsi yang sama seperti excavator besar. Menurut Manajer Produk Metron Intercon selaku distributor produk Yanmar, Hika Septiana, excavator mini ini dapat digunakan untuk maintenance gawangan di perkebunan. Selain itu, mini excavator juga dapat diaplikasikan pada pohon walaupun ada gulmanya.
“Aplikasinya banyak, bisa meratakan tanah juga. Untuk perusahaan rental atau kontraktor biasanya untuk saluran pipa. Kenapa mini ekskavator booming. Jika pekerjaan selesai dengan yang 5 ton jadi kenapa harus pakai yang 20 ton,” beber Hika, seperti dilansir Tribunnews.
Sementara itu, Kepala Cabang Probesco Kalimantan Barat Suryana menuturkan jika mini excavator Yanmar yang disukai di daerah perkotaan atau pengerjaan jalan juga disukai di pedesaan. “Penjualannya merata di daerah di Kalbar. Kalau ekskavator yang besar, biasanya ketika dioperasikan perlu dilakukan penutupan jalan karena memakan tempat. Selama lima tahun terakhir kami sudah menjual 200-an unit alat berat,” terang Suryana.
Yanmar selaku produsen alat berat yang berbasis di Fukuoka, Jepang ini kabarnya menjadi produsen mini excavator zero tail swing pertama di dunia. “Dengan inovasi ini lah produk-produk mini excavator Yanmar dapat bekerja di lokasi yang sangat sempit tanpa menutup jalan. Pasar perkebunan dan kehutanan masih menjadi penyumbang terbesar penjualan,” tutup Suryana.