Jakarta – Harga emas dunia mengalami penurunan pada perdagangan Jumat atau Sabtu WIB ke level terendah dalam lebih dari 3 minggu. Turunnya harga emas ini terjadi usai rilis data pekerjaan Amerika Serikat yang lebih kuat dari prediksi. Data tenaga kerja yang menguat ini menyebabkan kekhawatiran bahwa Federal Reserve (The Fed) akan terus menaikkan suku bunga acuannya.
Harga emas di pasar spot dilaporkan turun 2,5 persen ke level USD1.864,79 per ons. Harga emas tersebut berada pada jalur penurunan mingguan terbesar sejak awal Oktober 2022. Sedangkan harga emas berjangka AS juga turun sebesar 2,7 persen menjadi USD1.878,10 per ounce.
Data pekerjaan AS meningkat tajam pada Januari 2023, dengan adanya penambahan 517 ribu posisi. Angka tersebut rupanya naik hampir 2 kali lipat dibanding bulan Desember 2022. “(Data) ini akan menambah dukungan pada argumen bahwa Fed mungkin harus tetap sedikit lebih agresif ke depannya,” ucap analis senior OANDA, Edward Moya, seperti dilansir dari CNBC melalui Liputan6.
Sementara itu, indeks dolar AS naik 0,9 persen, menginjak level tertinggi dalam 3 pekan di awal sesi perdagangan sehingga mengakibatkan harga emas menjadi taruhan yang kurang menarik. Sedangkan imbal hasil surat utang negara 10 tahun juga mengalami kenaikan.
Pada awal minggu ini, The Fed telah menaikkan suku bunga acuan sebesar seperempat poin persentase usai tahun lalu menaikkan dengan persentase lebih besar. Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell memperingatkan mengenai pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut. Harga logam mulia sendiri begitu sensitif dengan kenaikan suku bunga AS. Pasalnya, kenaikan suku bunga dapat mengakibatkan peluang keuntungan memegang emas batangan lebih kecil dibandingkan obligasi.
Dari dalam negeri, harga emas batangan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk hari ini, Sabtu (4/2), terpantau anjlok Rp15 ribu jadi Rp1.014.000 per 1 gram. Harga buyback atau pembelian kembali emas Antam juga turun drastis Rp30 ribu menjadi Rp898 ribu per gram. Sedangkan di Pegadaian, emas cetakan Antam dibanderol Rp1.070.000 dan UBS Rp1.028.000 per gram.
