Jakarta – Harga emas mengalami lonjakan signifikan pada Jumat atau Sabtu WIB karena adanya gelombang krisis perbankan yang mengguncang pasar finansial. Harga logam mulia pekan ini mengalami kenaikan mingguan terbesar dalam 4 bulan. Di luar itu, harga emas juga ditopang oleh aksi Federal Reserve (The Fed) yang diprediksi bakal kurang agresif dalam memerangi inflasi.
Harga emas dunia di pasar spot terpantau naik 3,1 persen ke level USD1.977,89 per ounce, level tertinggi sejak April 2022. Sedangkan harga emas batangan telah naik sekitar 5,8 persen minggu ini. Kemudian, untuk harga emas berjangka AS juga naik 2,6 persen menjadi menetap di posisi USD1.973,50 per ons.
“Harga emas melonjak di tengah kekhawatiran bahwa lebih banyak berita perbankan yang buruk dapat muncul selama akhir pekan dan harapan bahwa Fed akan menghentikan kenaikan suku bunga minggu depan,” ucap analis logam mulia independen yang berbasis di New York, Tai Wong, seperti dilansir dari CNBC melalui Liputan6.
Keruntuhan Silicon Valley Bank di Amerika Serikat telah membuka kerentanan bank terhadap suku bunga yang meningkat tajam. Selain itu, tumbangnya saham Credit Suisse juga menambah gejolak pasar. “Emas kemungkinan akan bersinar melalui kekacauan karena investor mengambil sikap waspada,” kata Lukman Otunuga, analis riset senior di FXTM.
Dolar dan pasar saham yang merosot telah mengakibatkan emas batangan jadi investasi yang lebih menarik bagi para investor. Walaupun dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi, biaya peluang emas naik saat suku bunga dinaikkan. Menurut survei terhadap para ekonom, The Fed kabarnya bakal menaikkan suku bunga 25 bps (basis poin) pada 22 Maret 2023 walaupun terjadi gejolak di sektor perbankan.
Dari dalam negeri, harga emas batangan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk pun hari ini, Sabtu (18/3), naik drastis sebesar Rp25.000 menjadi Rp1.088.000 per 1 gram. Harga buyback atau pembelian kembali emas Antam pun naik Rp25 ribu ke level Rp977 ribu per gram. Sedangkan di Pegadaian, emas cetakan Antam dijual seharga Rp1.105.000 dan UBS Rp1.068.000 per gram.
