Bunga teratai memang terlihat begitu indah dengan corak-corak warnanya yang menawan. Selain bagian bunga yang bisa dinikmati keindahannya, bagian biji tanaman ini pun kabarnya menyimpan banyak manfaat untuk kesehatan. Tak heran jika biji teratai kering atau lotus seed ditawarkan dengan harga yang cukup mahal di pasaran.
Bayangkan saja, biji teratai kering seberat 50 gram (1/2 ons) dijual dengan harga Rp20 ribu. Lalu, biji teratai kering 250 gr harganya Rp50 ribu, 500 gram Rp125 ribu, dan lotus seed 1 kg harganya bisa mencapai Rp200 ribu lebih. Luar biasa sekali bukan? Lantas, apa sih keistimewaan biji bunga teratai alias bunga seroja ini?
Biji teratai putih yang berasal dari spesies Nymphaea pubescens wild kerap dijadikan bahan pangan. Di negara Filipina dan india misalnya, biji teratai diolah menjadi tepung untuk pembuatan roti. Kemudian, di Tuban, jawa Timur, biji teratai dimasak menjadi dodol atau jenang yang dicampur dengan beras ketan.
Terlepas dari sederet kegunaan tersebut, biji teratai rupanya dipercaya menyimpan khasiat positif seperti baik untuk organ limpa, mampu menambah stamina, mencegah penyakit darah tinggi atau hipertensi, cocok sebagai obat alami untuk mengatasi disentri, hingga diklaim bagus untuk mengatasi depresi.
Cara memasak atau mengonsumsi biji teratai kering pun cukup mudah. Pertama, rebus sebanyak 30 gram biji teratai kering dengan 1 mangkuk air. Setelah mendidih, tunggu sampai hangat baru diminum. Ampas setelah proses masak yang pertama bisa direbus sekali lagi dengan takaran air yang sama. Mudah sekali kan?
Belum lama ini, 3 mahasiswa asal Universitas Andalas, yaitu Dinda Fadhilah Belahusna, Cinthya Fitri Hardianti, dan Wardatul Aini pun berhasil menemukan potensi lain biji teratai sebagai antineurodegenerasi melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) RE. “Biji teratai ini masih belum banyak yang meneliti khasiatnya,” kata Dinda pada Koran-Jakarta.
Lewat penelitiannya, mereka berhasil mengungkap bahwa Ekstrak Biji Teratai (EBT) berperan dalam memperbaiki kerusakan sel saraf di hipokampus dan korteks serebri pada mencit. Selain itu, ekstrak biji teratai juga dapat meningkatkan kecerdasan kognitif mencit yang mengalami degenerasi otak.
Sifat antioksidan dalam biji teratai disebut dapat menurunkan kadar malondialdehid di otak sebagai prekursor radikal bebas di otak. “Kandungan metabolit sekunder pada biji teratai, salah satunya flavonoid, berpotensi sebagai antioksidan yang dapat memberi efek neuroprotektif pada otak akibat stres oksidatif yang menyebabkan penurunan daya ingat,” jelas Dinda.