Pre-marital check-up atau pemeriksaan kondisi kesehatan sebelum menikah memang perlu dilakukan. Selain dapat mengetahui kondisi kesehatan secara lebih komprehensif, hal ini juga berfungsi sebagai metode pencegahan maupun pengobatan. Salah satu tes yang tak boleh dilewatkan adalah tes HIV. Di Bali misalnya, pemeriksaan satu ini bisa dilakukan di berbagai rumah sakit, klinik, atau bahkan di puskesmas dengan biaya yang beragam.
Sebagai contoh, di Tirta Medical Center Bali (Fullerton Health Clinic) biaya tes HIV berkisar mulai Rp463 ribu, kemudian di Bali Medika Clinic biaya tes HIV generasi ke-4 dipatok Rp100 ribu dan tes viral load HIV biayanya mencapai Rp1 juta. Nah, jika dana terbatas, beberapa puskesmas di Bali kabarnya tidak menarik biaya untuk pemeriksaan HIV, alias gratis.
Untuk diketahui, tes HIV sendiri merupakan prosedur pemeriksaan untuk mendeteksi adanya infeksi HIV dalam tubuh seseorang. Tes ini kabarnya perlu dilakukan secara rutin, baik bagi yang berisiko maupun tidak, supaya infeksi HIV bisa dideteksi dan ditangani sejak dini.
Hal ini juga diungkapkan oleh dokter sekaligus seksolog, dr Boyke Dian Nugraha. Menurut dr. Boyke, tes HIV/AIDS penting dilakukan oleh pelaku hubungan intim, apalagi bagi mereka yang kerap berganti pasangan. Pasalnya, di awal HIV/AIDS menyerang rupanya tak ada gejala yang ditimbulkan.
“Di awal ketika masuk itu tidak ada gejala, terkadang benar-benar tidak ada gejala sama sekali, tergantung daya tahan tubuhnya. Baru sekitar 6 bulan, kita sebut itu sebagai fase jendela, mulailah yang namanya darah terdeteksi. Sebelum itu sama sekali belum terdeteksi,” kata dr Boyke, seperti dilansir Sonora.
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat hendak melakukan tes HIV. “Pemeriksaan HIV/AIDS sejak melakukan hubungan seks, biasanya dilakukan 3 bulan atau 6 bulan. Jadi pemeriksaannya 6 bulan berulang-ulang, setiap 6 bulan minimal dilakukan pemeriksaan, sejak hubungan seks yang terakhir,” terang dr Boyke.
Apabila seseorang berhubungan intim, maka 6 bulan kemudian orang itu perlu melakukan pemeriksaan HIV. Apabila sebelum 6 bulan sudah berhubungan intim lagi dengan orang yang berbeda, maka ia harus melakukan pemeriksaan untuk kedua kalinya setelah hubungan intim yang kedua. “Tergantung dengan jumlah berhubungan seksnya, apa lagi dengan berganti-ganti pasangan. Setiap pasangan yang baru, harus melakukan checkup lagi, tapi jaraknya 3 sampai 6 bulan,” tegasnya.