KABUPATEN MALANG – Memasuki masa panen raya pada Januari ini, stok bawang merah di Kabupaten Malang kembali meningkat. Meski demikian, harga jualnya di pasaran belum menunjukkan penurunan. Pasalnya, harga bawang merah di tingkat petani masih berada di kisaran Rp24 ribu per kilogram.
Desa Purworejo dan Banjarejo, Ngantang, menjadi salah satu sentra penghasil bawang merah di Kabupaten Malang. Saat ini, para petani di daerah tersebut tengah sibuk melakukan pemilahan dan penjemuran bawang merah untuk siap dijual. Bawang merah harus benar-benar kering agar laku di pasaran.
Meski harga jual belum tentu stabil, para petani ini terlihat masih bersemangat memanen bawang dengan harapan mendapatkan keuntungan maksimal. “Sekarang sudah masuk panen raya. Kalau cuaca bagus atau sedikit hujan, panen bawang merah tentu banyak yang berhasil,” kata Tukin, salah satu petani bawang merah di Desa Purworejo.
Harga bawang merah di tingkat petani saat ini terpantau naik, dari Rp18 ribu per kilogram menjadi Rp24 ribu per kilogram. Meski menjadi angin segar bagi petani bawang di kawasan Ngantang, mereka masih mengeluhkan biaya perawatan dan obat-obatan yang masih relatif tinggi. “Harga jual bawang merah di tingkat petani minimal Rp25 ribu per kilogram, karena harga jual itu harus dipotong dengan biaya obat dan tenaga panen yang naik,” sambung Tukin.
Di pasaran Malang Raya, harga bawang merah saat ini masih berkisar Rp36 ribu hingga Rp40 ribu per kilogram. Dengan adanya panen raya, diharapkan stok bawang merah kembali stabil, sehingga harga di tingkat konsumen berangsur menurun.
tanaman bawang merah cenderung cocok dibudidayakan di dataran rendah sampai dataran tinggi pada ketinggian 0–1000 mdpl. Tanaman ini cukup peka terhadap curah hujan dan intensitas hujan yang tinggi, serta cuaca berkabut. Pasalnya, tanaman dengan nama latin Allium ascalonicum L itu juga membutuhkan penyinaran cahaya matahari yang maksimal (minimal 70% penyinaran). Tak salah jika saat musim hujan, banyak petani bawang merah yang gagal panen.
Waktu tanam bawang merah yang baik adalah pada musim kemarau dengan ketersediaan air pengairan yang cukup, yaitu pada bulan April/Mei setelah padi dan pada bulan Juli/Agustus. Penanaman di musim kemarau biasanya dilaksanakan pada lahan bekas padi sawah atau tebu, sedangkan penanaman di musim hujan dilakukan pada lahan tegalan. Bawang merah dapat ditanam secara tumpangsari dengan tanaman cabai merah.
Saat hendak membudidayakan bawang merah, Anda perlu mempertimbangkan struktur tanah, drainase dan aerasi yang baik, serta pH tanah netral (5,6– 6,5). Tanah yang paling cocok untuk tanaman bawang merah adalah tanah aluvial atau kombinasinya dengan tanah glei-humus atau latosol. Tanah yang cukup lembap dengan air yang tidak menggenang juga membuat budidaya bawang merah Anda berpotensi berhasil.