Barongan termasuk salah satu kesenian khas dari daerah Blora, Jawa Tengah. Dalam kesenian tari tersebut, perlengkapan utamanya adalah topeng yang sengaja dirancang dengan bentuk menyerupai singo barong atau singa besar sebagai penguasa hutan angker dan konon sangat buas. Sebagai perlengkapan utama, topeng barongan Blora ini bukan hanya dijual secara offline lewat pengrajin barongan, tetapi juga sudah banyak dijual secara online di e-commerce dengan harga variatif.
Sebagai contoh, harga barongan Blora asli kulit kambing berukuran sedang yang cocok untuk anak-anak usia 2-10 tahun dijual Rp130 ribu. Sedangkan barongan Blora ukuran dewasa fullset yang terbuat dari bahan kayu dadap harganya bisa mencapai Rp2 juta per set.
Di masa pandemi seperti sekarang, para seniman barongan Blora berusaha untuk tetap eksis meski pertunjukan seni budaya masih dibatasi oleh pemerintah. Salah satu cara yang mereka lakukan adalah dengan membuat channel media sosial YouTube.
“Sekarang zamannya media sosial, jadi ya harus mengikuti. Meskipun belum bisa pentas lapangan, setidaknya pentas kita masih bisa dilihat di YouTube sehingga masyarakat tidak lupa dengan kesenian dari paguyuban kami,” kata Indra Bagus Kurniawan, pemimpin Paguyuban Seni Barongan Blora Kumara Krida Mustika, dari Dukuh Triteh, desa Tambahrejo, Kecamatan Tunjungan, seperti dilansir Beritabojonegoro.
Beberapa video dokumentasi pentas pertunjukan yang selama ini disimpan pun mulai diedit dan diposting di akun YouTube sebagai konten unggahan. “Semoga konten-konten yang kami unggah bisa menjadi pengobat kangen untuk masyarakat. Kita tahu bahwa masyarakat Blora sangat suka dan antusias menonton kesenian barongan. Harapannya pandemi covid-19 ini segera selesai agar bisa pentas normal lagi. Minimal pentas kecil dengan mematuhi protokol kesehatan,” jelas Indra.
Sebagai informasi, kesenian barongan biasanya berbentuk tarian kelompok yang menirukan keperkasaan gerak seekor singa raksasa. Peranan Singo Barong secara totalitas di dalam penyajian merupakan tokoh yang sangat dominan. Selain itu, ada juga beberapa tokoh yang tak bisa dipisahkan dalam pentas, yakni Bujangganong, Pujonggo Anom Joko Lodro, Gendruwo Pasukan berkuda, reog Noyontoko Untub.