Semangkuk Bakso Kota Cak Man Malang memang lezat disantap kapan saja. Makanan dengan bahan dasar daging sapi ini memang terkenal, bukan hanya di seantero Malang, tetapi juga hampir di seluruh wilayah Indonesia. Bakso Kota Cak Man menawarkan banyak varian bakso dengan harga yang sebanding dengan rasanya.
Di Kota Malang saja, Bakso Kota Cak Man memiliki beberapa gerai yang tersebar di daerah jalan Letjend S. Parman, Soekarno-Hatta, hingga di Jl WR Supratman. Harga menu Bakso Kota Cak Man dibanderol variatif, tergantung jenisnya. Bakso halus atau urat dibanderol dengan harga mulai Rp6.500 per biji, bakso jumbo Rp9.500, bakso kotak Rp9.500, tahu goreng Rp6.500, siomay Rp6.500, hingga aneka bakso goreng dibanderol Rp6.500 per biji. Ada juga menu paketan dengan harga mulai Rp32.500 per paket.
Bakso Kota Cak Man kabarnya telah dirintis dari tahun 1980-an. “Untuk pertama bukanya itu Bakso Kota Cak Man sudah legendaris sih, kayaknya tahun 80-an. Sampai sekarang tuh udah puluhan cabang, ada di Jogja, Jakarta, Semarang, masih banyak lainnya,” kata Dwi, salah satu karyawan Bakso Kota Cak Man, seperti dikutip dari Detik.
Setidaknya, terdapat sekitar 17 varian bakso dan gorengan yang bisa dipilih di warung Bakso Kota Cak Man. Mulai dari bakso halus, bakso urat, siomay, bakso kotak pedas, bakso goreng, gorengan panjang, gorengan dengan balutan mie mirip seperti rambutan, usus krispi, siomay goreng, dan sebagainya. Walaupun harganya agak mahal dari bakso pedagang keliling, kualitas rasa yang ditawarkan Bakso Kota Cak Man memang sebanding.
Abdul Rahman Tukiman alias Cak Man yang menggagas Bakso Kota Cak Man mengaku merintis bisnisnya dari bawah. Dari yang awalnya hanya berjualan sendiri, pria asal Trenggalek ini sekarang sudah mempunyai ratusan gerai.
“Saya bukan menyombongkan diri. Jumlah outlet saya ada 100, tersebar di seluruh Indonesia dengan karyawan kurang lebih 1.000 pekerja. Saya kembangkan bisnis waralaba ini sejak 2006 lalu,” ceritanya. Meski ikut terdampak pandemi, Cak Man bertekat untuk tetap mempertahankan kualitas produknya karena takut ditinggalkan pelanggan.