GAZA – Pertempuran antara Israel dan Palestina kembali meningkat setelah gencatan senjata yang diupayakan Mesir tersendat. Pejuang Palestina telah menembakkan banyak roket, sedangkan Israel terus membom Gaza yang terkepung, dengan serangkaian serangan udara menewaskan 23 warga Palestina, termasuk setidaknya 10 warga sipil dan kepala pasukan peluncuran roket gerakan Jihad Islam.
Seperti dilansir dari TRT World, Israel membom sebuah bangunan di wilayah Khan Younis, menewaskan kepala unit peluncuran roket Jihad Islam, yang diidentifikasi sebagai Ali Ghali, dan dua pejuang lainnya, demikian menurut laporan militer Israel dan Jihad Islam. Dalam pidato di sebuah TV, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengklaim Israel telah memberikan pukulan keras kepada para pejuang Palestina, menegaskan bahwa ‘putaran ini belum berakhir’.
Sebelumnya, saluran televisi Extra News, yang memiliki hubungan dekat dengan badan-badan keamanan Mesir, mengumumkan bahwa Mesir, yang sering menjadi mediator antara kedua belah pihak, telah menengahi gencatan senjata. Para pejabat Israel pun menegaskan bahwa Mesir berusaha memfasilitasi gencatan senjata. Sayangnya, upaya tersebut tersendat saat pertempuran meningkat pada Kamis (11/5) pagi, dengan tidak ada pihak yang menunjukkan tanda-tanda bergerak mundur.
Berbicara tanpa menyebut nama, pejabat Israel mengatakan mereka akan mengevaluasi situasi berdasarkan tindakan di lapangan, bukan deklarasi. Sementara itu, kelompok Jihad Islam mengatakan akan terus menembakkan roket. Mohamad al Hindi, seorang pejabat kelompok itu, mengatakan poin penting dalam pembicaraan adalah Palestina menginginkan komitmen Israel untuk menghentikan operasi yang ditargetkan, seperti yang menewaskan tiga komandan utamanya pada Selasa (9/5) pagi.
“Israel harus mematuhi kewajibannya di bawah hukum kemanusiaan internasional, termasuk penggunaan kekuatan secara proporsional dan mengambil tindakan pencegahan untuk menyelamatkan warga dan objek sipil dalam melakukan operasi militer,” tandas Wakil Juru Bicara PBB, Farhan Haq. “(Sekjen PBB) Antonio Guterres juga mengutuk peluncuran roket sembarangan dari Gaza ke Israel, yang melanggar hukum kemanusiaan internasional dan membahayakan warga sipil.”
Israel telah mendapat kecaman internasional atas tingginya jumlah korban sipil, termasuk empat wanita dan empat anak, serta seorang dokter gigi yang tinggal di salah satu bangunan yang ditargetkan bersama istri dan putranya. Di Tepi Barat yang diduduki, militer mengatakan bahwa orang-orang bersenjata Palestina melepaskan tembakan ke pasukan di Qabatiya di Tepi Barat utara selama serangan. “Pasukan membalas tembakan, membunuh kedua pria itu, dan menyita senjata api mereka,” kata militer Israel.
Israel telah melakukan serangan militer hampir setiap hari di Tepi Barat yang diduduki selama lebih dari setahun terakhir untuk menahan tersangka pejuang Palestina. Sekitar 130 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel di Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem Timur sepanjang tahun ini. Sebaliknya, sedikitnya 20 orang tewas dalam serangan yang menargetkan warga Israel.
Dalam sebuah langkah yang dapat meningkatkan ketegangan lebih lanjut, polisi Israel mengatakan mereka akan mengizinkan parade ultranasionalis Yahudi berlangsung minggu depan. Pawai, yang dimaksudkan untuk merayakan penaklukan dan pendudukan Israel atas Yerusalem Timur dan tempat-tempat suci Yahudinya sering mengarah pada gesekan dengan warga Palestina setempat.
Gaza yang berpenduduk padat, yang merupakan rumah bagi 2,3 juta warga Palestina, telah berada di bawah blokade Israel dari darat, udara dan laut, sejak 2005 silam. Israel menduduki Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, dan Gaza selama Perang Arab-Israel tahun 1967. Mereka lantas menganeksasi seluruh Yerusalem Timur pada tahun 1980.
Palestina tetap menyebut Yerusalem Timur, bersama dengan Gaza, sebagai bagian dari negara mereka, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Warga Palestina menuduh Israel melakukan kampanye agresif untuk ‘Yahudisasi’ di kota bersejarah itu dengan menghapus identitas Arab-Palestina dan Islamnya serta mengusir penduduk Palestina.
Hampir 700 ribu pemukim ilegal Israel tinggal di lebih dari 130 permukiman yang tersebar di Tepi Barat yang diduduki bersama dengan hampir 3 juta warga Palestina yang tinggal di bawah pendudukan militer Israel. Di bawah hukum internasional, Tepi Barat dan Yerusalem Timur sebenarnya adalah ‘wilayah pendudukan’ dan semua aktivitas pembangunan pemukiman Yahudi di tanah itu adalah ilegal.