Fokus Digitalisasi UMKM, Grab Jalin Kemitraan dengan Emtek

Grab Tech Center - www.thejakartapost.com
Grab Tech Center - www.thejakartapost.com

JAKARTA – Grab mengumumkan bahwa mereka telah menjalin kemitraan strategis dengan Elang Mahkota Teknologi (Emtek), pemegang saham terbesar Bukalapak, dalam langkah untuk lebih menyelaraskan lanskap teknologi di Indonesia dan akan fokus pada digitalisasi UMKM. Ikatan baru ini berarti teknologi Indonesia sekarang berada dalam pertempuran tiga arah antara aliansi Grab-Bukalapak, Sea () yang berbasis di Singapura, dan GoTo (perusahaan gabungan Gojek dan Tokopedia).

Bacaan Lainnya

Seperti dilansir dari Nikkei, pengumuman pada hari Senin (26/7) datang ketika Grab dan Emtek mengonfirmasi bahwa mereka telah berinvestasi dalam bisnis satu sama lain. Grab mengambil 4,6% saham di Emtek ketika berpartisipasi dalam private placement senilai Rp9,3 triliun bersama dengan investor lain, sedangkan Emtek sekarang memegang 5,8% unit Grab Indonesia setelah transaksi pada bulan April.

Aliansi antara Grab dan Bukalapak nantinya akan fokus pada digitalisasi UMKM di Indonesia. Menurut pemerintah, ada lebih dari 64 juta UMKM di Indonesia, yang menyerap 97% tenaga kerja dan menyumbang 60% dari PDB (produk domestik bruto) negara. Secara khusus, digitalisasi warung, sebutan toko pop lokal, telah menarik minat segudang perusahaan teknologi Indonesia, termasuk GoTo.

Grab dan Emtek juga mengumumkan inisiatif baru yang disebut Festival Kota Mapan, yang pada dasarnya merupakan program akselerator bersama yang melibatkan Bukalapak untuk mendukung digitalisasi berbagai UMKM di berbagai kota di Indonesia. Program ini akan dimulai di Solo pada September mendatang dan menargetkan 1.000 peserta UMKM. “Kami akan fokus memberi mereka dukungan terintegrasi, program pelatihan, kurasi, solusi teknologi, serta kebutuhan khusus UMKM,” kata Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi.

Sementara itu, Managing Director Emtek Group, Sutanto Hartono, berujar bahwa inisiatif baru ini akan menambah layanan digital yang sudah ada untuk lebih dari 7 juta pemilik warung dan UMKM lainnya dalam ekosistem Bukalapak. Kedua perusahaan menuturkan bahwa mereka juga akan menjajaki potensi kolaborasi di bidang logistik, layanan , telemedicine, periklanan, dan media digital. Sebuah sumber di industri mengatakan, kedua perusahaan sedang menjajaki membawa pedagang di Bukalapak ke GrabMart, platform belanja bahan makanan in-line Grab, dan sebaliknya.

“Melalui aliansi dengan Emtek, kami berharap dapat memperdalam tingkat kolaborasi yang kami miliki dengan Bukalapak dan percaya kami dapat meningkatkan dampak yang kami berikan kepada UMKM Indonesia,” sambung Neneng. “Kami juga bersyukur bahwa banyak perusahaan terkemuka di Indonesia telah memilih untuk berinvestasi atau bekerja sama dengan kami, menunjukkan kepercayaan mereka terhadap dan peta kami di sini.”

Keputusan Grab untuk memperdalam hubungan dengan Bukalapak kontras dengan jalan yang diambil oleh saingan abadi mereka, Gojek, yaitu merger dengan Tokopedia. Perbedaan keduanya berasal dari cara mereka berharap untuk lebih memanfaatkan pertumbuhan pasar e-commerce, salah satu yang paling cepat berkembang di Indonesia, sebagian karena pandemi virus corona.

Grab percaya bahwa menjalankan bisnis e-commerce itu sendiri akan menghabiskan terlalu banyak uang dan sumber daya dalam lanskap kompetitif yang kejam, dan karenanya mendukung keterlibatan yang lebih longgar di sektor ini. Mereka juga percaya bahwa memperluas jaringannya dengan bermitra dengan berbagai platform adalah pilihan yang lebih baik untuk menangkap pertumbuhan industri.

Sementara itu, Gojek meyakini bahwa menjalankan bisnis e-commerce secara langsung adalah cara terbaik untuk memanfaatkan pertumbuhan sektor ini. Eksekutif GoTo juga percaya bahwa dengan penggabungan, perusahaan dapat memberikan layanan yang lebih terperinci dan pengalaman pelanggan yang lebih baik dengan menggabungkan data pengguna.

Kemitraan dengan Bukalapak dapat memberikan dorongan bagi Grab saat melakukan debut di Nasdaq. Perusahaan ini dikabarkan akan go public melalui merger senilai 40 miliar dolar AS dengan Altimeter Growth. Kesepakatan itu juga dapat memberi Bukalapak langkah, karena akan memulai perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 . Bermitra dengan salah satu perusahaan teknologi terbesar di kawasan ini dapat meningkatkan sentimen investor, memungkinkan Bukalapak untuk menetapkan posisinya.

Pos terkait