Data Tenaga Kerja Australia Solid, Rupiah Ditutup Menguat Terbatas

Rupiah - (Sumber : detik.com)
Rupiah - (Sumber : detik.com)

JAKARTA – Setelah bergerak dalam rentang yang sempit, rupiah akhirnya menutup perdagangan Kamis (20/7) di area hijau setelah di Australia dilaporkan jauh melebihi ekspektasi pasar, mendukung aset berisiko. Menurut catatan Bloomberg Index pukul 14.55 WIB, mata uang Garuda berakhir menguat 11 poon atau 0,07% ke level Rp14.986 per

Bacaan Lainnya

“Rupiah kemungkinan bergerak datar dengan kecenderungan menguat tipis. Laju mata uang Garuda didukung dolar yang kembali melemah setelah data AS dilaporkan lebih lemah,” ujar analis pasar uang, Lukman Leong, pagi tadi seperti dikutip dari CNN Indonesia. “Rupiah bakal bergulir di kisaran Rp14.950 sampai Rp15.050 per dolar AS.”

Sementara itu, mata uang di kawasan Benua Asia terpantau bergerak variatif terhadap greenback. Baht Thailand menjadi yang paling perkasa setelah melonjak 0,32%, diikuti yen Jepang yang bertambah 0,09%, dolar Singapura yang menguat 0,05%, dan dolar Hong Kong yang 0.01%. Sebaliknya, peso Filipina melemah 0,18% dan won Korea Selatan minus 0,09%.

Seperti dilansir Reuters, otoritas China membiarkan tolok ukur pinjamannya tidak berubah pada hari Kamis, seperti yang diharapkan pasar, meskipun bank sentral dan regulator valuta asingnya mengatakan mereka telah menaikkan rasio penyesuaian kehati-hatian makro lintas batas untuk perusahaan dan lembaga keuangan. Langkah terakhir dimaksudkan untuk memudahkan perusahaan domestik mengumpulkan dana dari pasar luar negeri. Mengizinkan lebih banyak aliran masuk modal dapat mengurangi tekanan pada mata uang.

Di belahan Bumi lainnya, dolar Australia melonjak pada hari Kamis setelah data ketenagakerjaan negara itu jauh di atas ekspektasi. Data yang keluar hari ini menunjukkan bahwa lapangan kerja di Negeri Kanguru dengan mudah mengalahkan ekspektasi untuk bulan kedua berturut-turut pada Juni 2023 karena lapangan kerja bersih naik sebesar 32.600 dibandingkan Mei, melebihi perkiraan pasar untuk peningkatan sebesar 15.000.

“Dolar Australia telah melonjak lebih secara keseluruhan setelah ekonomi menyampaikan laporan kenaikan suku bunga lainnya,” papar analis pasar senior di City Index, Matt Simpson, dilansir dari Reuters. “Pada akhirnya, ini adalah kumpulan angka ketenagakerjaan yang kuat yang terus menekan ketergantungan data (Reserve Bank of Australia) untuk berpotensi menaikkan suku bunga pada bulan Agustus.”

Pos terkait