Setiap anak di Indonesia berhak untuk memperoleh pendidikan yang layak di sekolah terbaik. Bagi pelajar tingkat SMP yang ingin melanjutkan sekolahnya ke tingkat SMA di Pandeglang misalnya, bisa memilih untuk masuk ke salah satu SMA terbaik. Kategori terbaik sendiri biasanya disematkan pada suatu sekolah berdasarkan tingkat akreditasinya, prestasi yang berhasil dicapai para siswa, atau bahkan tingkat kelulusan siswa untuk masuk perguruan tinggi negeri.
Di Pandeglang, Banten, ada beberapa sekolah menengah atas favorit, di antaranya SMA Negeri 1 Kota Pandeglang, SMAN 2 Pandeglang, SMAN 6 Pandeglang, dan SMAN CMBBS (Cahaya Madani Banten Boarding School). Menurut Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), SMA di Pandeglang yang masuk top 1.000 SLTA dengan rerata nilai UTBK 2021 paling tinggi adalah SMAN CMBBS.
SMAN CMBBS menduduki peringkat ke-88 secara nasional dengan nilai total UTBK 576,099. Menurut Ketua Tim Pelaksana Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), Prof. Mohammad Nasih, terdapat 1.000 sekolah terbaik di Indonesia pada 2021 yang semuanya dinilai dari hasil nilai UTBK 2021. Adapun ajang UTBK 2021 diikuti sebanyak 23.110 sekolah di seluruh Indonesia. Sedangkan jumlah sekolah yang memenuhi kriteria UTBK 2021 sebanyak 4.432 sekolah.
“Sekolah yang diikutkan dalam pengukuran adalah sekolah dengan jumlah peserta yang mengikuti UTBK sebanyak lebih dari 40 orang,” kata Nasih, seperti dilansir Kompas. Lebih lanjut Nasih menuturkan, nilai UTBK 2021 dihitung dari 60 persen tes potensi skolastik (TPS) dan 40 persen tes kompetensi akademik (TKA).
Berbeda dari sekolah negeri pada umumnya, SMAN CMBBS mengusung konsep sekolah berbasis asrama alias boarding school. Meski pihak Pemprov Banten sudah mengizinkan untuk diselenggarakannya pembelajaran tatap muka (PTM) sejak September 2021 lalu, SMAN CMBBS kabarnya masih belum dapat melaksanakan uji coba itu karena terkendala beberapa hal.
Menurut Kepala SMAN CMBBS Pandeglang Junaedi, belum dibukanya PTM di sekolahnya karena belum ada anggaran dari Pemprov Banten untuk makan dan minum siswa. Anggaran itu dibutuhkan lantaran SMAN CMBBS mewajibkan siswa tinggal di asrama. “Kami memahami kondisi pandemi saat ini memang sudah memungkinkan untuk PTM bisa digelar. Tapi, CMBBS itu kan sekolah boarding tidak seperti sekolah reguler yang lain. Jadi ada anggaran untuk makan minum siswa yang sampai saat ini belum dianggarkan oleh Pemprov,” katanya.
“Menurut informasi, itu baru dianggarkan di perubahan, cuma memang masih proses dan belum bisa dieksekusi. Nah, kondisi itu menyebabkan kegiatan pembelajaran tatap muka di CMBBS belum bisa dimulai. Kami pun sudah memberi penjelasan tersebut ke orang tua siswa hingga komite sekolah, enggak ada masalah,” pungkasnya.