Denpasar – Presidensi G20, Presiden Indonesia joko widodo telah mengonfirmasi bahwa Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan hadiri KTT G20 di Bali. Tak hanya sekadar hadir, dua sekutu itu kabarnya akan menggelar pertunjukan pembangkangan sebagai bentuk perlawanan terhadap tekanan yang diberikan barat.
“Xi Jinping akan datang,” kata Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dalam South China Morning Post. “Presiden Putin juga mengatakan kepada saya bahwa dia akan datang.”
Ketegangan di antara kedua kekuatan (Rusia dan China) dan Barat, kemungkinan menjadi hal yang menarik di pertemuan G20. Ini bisa memiliki implikasi bagi negara-negara lain terlepas dari sikap mereka terhadap isu-isu seperti perang Rusia di Ukraina atau ketegangan antara Amerika Serikat dan China.
“Rivalitas negara-negara besar memang mengkhawatirkan,” kata Jokowi. “Yang kita inginkan adalah kawasan ini stabil, damai, sehingga kita bisa membangun pertumbuhan ekonomi. Dan menurut saya bukan hanya Indonesia, negara-negara Asia juga menginginkan hal yang sama.”
Jika presiden China melakukan perjalanan untuk KTT G20, ini akan menjadi perjalanan pertamanya ke luar negeri sejak pandemi Covid-19. Sementara itu, salah satu pertemuan langsung pertamanya dengan para pemimpin asing, ketika Xi menyambut Putin dan yang lainnya di Olimpiade musim Dingin Beijing tahun 2021.
“Keputusan Xi dimaksudkan mencerminkan posisi kekuatan dan keterbukaan untuk memperdalam dan melanjutkan komunikasi dengan dunia pada tingkat yang telah ada sebelum pandemi,” kata Brian Wong Yue Shun, ahli strategi geopolitik dan pendiri Oxford Political. “ Sementara itu, keputusan Putin, secara simbolis adalah upaya dari pihak Rusia yang terkepung untuk menunjukkan bahwa ia masih memiliki suara dan kepentingan dalam tatanan internasional.”
Sebelumnya, Jokowi juga sudah bertemu dengan Xi di Beijing menjelang KTT G20 sebagai tindakan penyeimbang. Dikabarkan, Xi akan menggunakan KTT G20 untuk menyatakan secara langsung posisi Beijing dalam berbagai masalah politik, ekonomi, dan keamanan dunia saat ini.
Tampaknya, Jokowi tidak keberatan dengan hal itu. Ini menunjukkan bahwa politik luar negeri Indonesia bebas dan aktif, serta tidak berpihak pada siapapun. Tak hanya itu, Nur Rachmat Yuliantoro, dosen hubungan internasional universitas Gadjah Mada menjelaskan bahwa Indonesia selalu mengupayakan keamanan dan perdamaian dunia.
Di sisi lain, Ukraina, Amerika Serikat, dan negara-negara Barat lainnya sebelumnya telah menyerukan agar Putin tidak diundang menyusul invasi tetangganya. Ketegangan antara AS dan China juga tinggi setelah kunjungan Ketua DPR Nancy Pelosi ke Taiwan, yang mendorong Beijing untuk menangguhkan dialog pertahanan dan kerja sama perubahan iklim dengan Washington.
Namun, KTT G20 bisa menjadi kesempatan bagi Xi dan Joe Biden untuk melakukan pertemuan tatap muka pertama mereka sejak presiden AS mengambil alih kekuasaan pada Januari 2021. Sementara itu, Putin dan Widodo membahas persiapan KTT G20 melalui telepon pada Kamis (18/22).
“Putin memiliki kesempatan untuk memperbaiki hubungan dengan komunitas internasional menjelang KTT G20,” kata Pang Zhongying, seorang spesialis hubungan internasional dari Ocean University of China. “KTT G20 sama pentingnya dengan APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation) yang dimulai di Thailand sehari setelah KTT G20, dalam meningkatkan citra Rusia di Kawasan Asia.”