Kelainan struktur tulang belakang yang bengkok ke samping atau skoliosis memang kerap dianggap sepele. Seringkali para penderita tidak menyadari bahwa dirinya mengalami kelainan tersebut karena derajat keparahannya masih tergolong ringan. Untuk melakukan deteksi adanya kelainan skoliosis, dokter biasanya menyarankan pasien untuk melakukan rontgen vertebra thoracolumbal AP (T1-L5). Biaya rontgen skoliosis ini memang relatif mahal.
Di laboratorium Klinik Prodia misalnya, biaya rontgen skoliosis thoracolumbal AP-Lat sekitar Rp476 ribu. Sedangkan di Lab Pramita biaya rontgen skoliosis berkisar mulai Rp446 ribu hingga jutaan rupiah, tergantung area yang ingin dirontgen. Biaya rontgen skoliosis dapat mengalami perubahan sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya. Selain itu, biaya rontgen skoliosis yang berlaku di setiap tempat bisa saja berbeda-beda.
Menurut Didik Librianto, dokter spesialis bedah ortopedi konsultan tulang belakang Rumah Sakit Pondok Indah, deteksi dini skoliosis penting dilakukan guna mencegah risiko progresivitas skoliosis pada kurva-kurva derajat rendah atau semakin bengkok, menurunkan tingkat kebutuhan operasi, dan mengurangi tingkat kesulitan operasi.
“Kalau didiamkan, ia semakin bengkok dan bisa mengganggu fungsi paru-paru dan jantung karena ruang jantung dan paru-paru lebih sempit,” jelas Didik, seperti dilansir dari CNN Indonesia.
Lebih lanjut Didik menjelaskan, untuk deteksi dini skoliosis bisa dilakukan dengan cara sederhana. Misalnya dengan membungkukkan badan, lalu minta teman atau saudara untuk meraba punggung. Apabila ketika diraba rupanya terasa ada benjolan dan punggung tidak simetris, itu bisa dicurigai sebagai skoliosis. “Cara lainnya dengan unduh aplikasi Skoliometer pada AppStore ditambah casing akrilik. Aplikasi membantu mendeteksi sekaligus bisa menunjukkan derajat skoliosis,” ujarnya.
Apabila ditemukan gejala skoliosis seperti ada benjolan, punggung, leher, pinggang dan panggul asimetri serta derajat angka pada skoliometer lebih dari 10 derajat, maka perlu dilakukan x-ray untuk dapat memastikan sekaligus pengecekan derajat skoliosis yang lebih akurat.
“Usia 17-18 tahun itu tulang masih tumbuh. Pada pasien di atas 18 tahun, tulang sudah berhenti tumbuh, sehingga brace tidak berfungsi. Jalan keluarnya tetap operasi walau derajatnya masih sedang,” ungkapnya.