JAKARTA – Rupiah tetap bertengger di area hijau pada perdagangan Selasa (25/7) sore setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan mereka di level 5,75%. Menurut laporan Bloomberg Index pukul 14.59 WIB, mata uang Garuda berakhir menguat 28,5 poin atau 0,19% ke level Rp14.998 per dolar AS.
Sementara itu, mayoritas mata uang di kawasan Benua asia terpantau mampu mengungguli greenback. Yuan China menjadi yang paling perkasa setelah melesat 0,36%, diikuti baht Thailand yang terapresiasi 0,17%, rupee India yang menguat 0,16%, yen Jepang dan dolar Singapura yang sama-sama bertambah 0,13%, dan ringgit Malaysia yang naik 0,05%. Sebaliknya, won Korea Selatan harus melemah tipis 0,06%.
Dalam rapat yang berakhir siang tadi, Bank Indonesia memutuskan kembali menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate di level 5,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%. Keputusan ini konsisten dengan stance kebijakan moneter untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran 3,0±1% pada sisa tahun 2023 dan 2,5±1% pada 2024.
“Fokus kebijakan diarahkan pada penguatan stabilitas nilai rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor dan memitigasi dampak rambatan ketidakpastian pasar keuangan global,” terang Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo. “Kebijakan insentif likuiditas makroprudensial diperkuat untuk mendorong kredit/pembiayaan dengan fokus hilirisasi, perumahan, pariwisata, dan pembiayaan inklusif dan hijau. Akselerasi digitalisasi sistem pembayaran terus didorong untuk perluasan inklusi ekonomi dan keuangan digital.”
Dari pasar global, euro mencapai level terendah dua minggu pada hari Selasa karena penurunan yang memburuk dalam bisnis zona Eropa memperparah prospek suku bunga blok tersebut terhadap European Central Bank (ECB) yang masih hawkish, sedangkan dolar AS turun menjelang pertemuan trio bank sentral utama minggu ini. Euro goyah di 1,1063 terhadap greenback, naik hanya 0,02% setelah merosot ke level terendah dua minggu, sedangkan mata uang Paman Sam melemah 0,119 poin atau 0,12% ke level 101,227 pada pukul 14.39 WIB.
“Sementara pertemuan The Fed (pada bulan Juli) kemungkinan tidak kontroversial dalam hal keputusan suku bunga, pernyataan mereka dan konferensi pers akan sangat relevan untuk pasar,” ulas ahli strategi investasi global di PGIM Fixed Income, Guillermo Felices, dilansir dari Reuters. “Dengan data aktivitas yang lebih kuat dari yang diharapkan, The Fed harus menjelaskan apa yang mereka lakukan terhadap ekonomi AS yang tangguh.”