WASHINGTON – Departemen Luar Negeri AS dikabarkan menyetujui potensi penjualan sistem rudal Tomahawk senilai 895 juta dolar AS ke Australia, yang semakin memperketat hubungan keamanan antara kedua negara di bawah kemitraan AUKUS. Menurut pihak Negeri Kangguru, langkah itu untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas, dengan memberi ‘tanda tanya’ di benak musuh potensial.
“Penyediaan sebanyak 220 rudal Tomahawk ke Australia akan mendukung tujuan kebijakan luar negeri dan keamanan nasional AS,” kata Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan AS dalam sebuah pernyataan. “Sangat penting bagi kepentingan nasional AS untuk membantu sekutu kami dalam mengembangkan dan mempertahankan kemampuan pertahanan diri yang kuat dan siap pakai, dan Australia akan menggunakan rudal untuk pertahanan domestik dan pencegahan ancaman regional.”
Seperti dilansir dari South China Morning Post, Tomahawk adalah rudal jelajah subsonik yang diluncurkan dari kapal dan kapal selam, yang memberikan kemampuan serangan jarak jauh dan dalam. Penjualan sistem senjata Tomahawk awalnya disarankan sebagai bagian dari kemitraan keamanan AUKUS yang ditandatangani AS, Inggris, dan Australia pada September 2021. Perdana Menteri Australia saat itu, Scott Morrison, mengatakan rudal akan diterjunkan di kapal perusak kelas Hobart Australia.
“Kami menghadapi ketidakpastian strategis terbesar sejak 1945,” kata Menteri Industri Pertahanan Australia, Pat Conroy kepada Australian Broadcasting Corp. “Kami menghadapi perlombaan senjata regional dan cara terbaik untuk menghadapinya adalah dengan berinvestasi pada kemampuan terbaik. Inilah cara kami mempromosikan perdamaian dan stabilitas, dengan memberi tanda tanya di benak musuh potensial mana pun.”
Berita itu datang pada minggu yang sama ketika mitra AUKUS mengumumkan akuisisi armada delapan kapal selam bertenaga nuklir oleh Australia. Australia akan membeli sebanyak lima kapal selam kelas Virginia AS, dengan yang pertama tiba pada awal 2030-an, sebelum membuat modelnya sendiri berdasarkan desain Inggris. Kapal selam bertenaga nuklir buatan rumah pertama akan siap pada awal 2040-an. Program ini dirancang untuk melawan pembangunan militer Beijing dan pembangunan pangkalan di pulau buatan dan atol di Laut Cina Selatan.
