APBN Surplus tapi Ekonomi Loyo? Konsumsi Rumah Tangga Tak Lagi Jadi Pahlawan Ekonomi

Jumlah Ekspor Produk Belanja Meningkat - (Karya: xavierarnau)
Jumlah Ekspor Produk Belanja Meningkat - (Karya: xavierarnau)

Kuartal III tahun 2023 membawa cerita berbeda untuk perekonomian Indonesia. Amalia Adininggar Widyasanti dari BPS menunjukkan bahwa kontribusi konsumsi rumah tangga untuk pertumbuhan ekonomi menurun dibandingkan kuartal-kuartal sebelumnya, mencapai titik tertinggi di Kuartal II. Di konferensi pers yang diadakan pada awal November ini, dia membeberkan fakta bahwa pendorong utama ini sekarang mulai kehilangan .

Analisis dari Bank Permata memaparkan gambaran lebih suram. Josua Pardede, kepala ekonom bank tersebut, mengidentifikasi penyebab utama melambatnya pertumbuhan ekonomi: kontraksi pemerintah. Berbagai komponen pengeluaran negara, seperti gaji hingga bantuan sosial, terpantau melambat, walaupun belanja modal dan utang masih menunjukkan peningkatan.

Bacaan Lainnya

Perekonomian yang tampak hemat ini tercermin dari APBN yang terus tercatat hingga September 2023. Namun, Josua memberikan harapan bahwa pengeluaran akan bangkit di Kuartal IV, di tengah persiapan pemilu dan peningkatan .

Ekspor dan impor pun tak ketinggalan memberi sinyal merah, keduanya tercatat negatif di triwulan yang sama. Ini, menurut Josua, adalah cerminan dari kecemasan perlambatan yang mengikis volume perdagangan dan surplus Indonesia.

Sementara itu, Jahen F. Rezky dari Universitas Indonesia mengingatkan bahwa faktor musiman juga bisa mempengaruhi perlambatan ini. Namun, dia setuju bahwa belanja pemerintah belum dimaksimalkan.

Dengan tantangan ekonomi global yang menambah tekanan, dia menyarankan pemerintah untuk agresif dalam realisasi pengeluaran, investasi, dan meningkatkan kinerja ekspor. Langkah ini dilihat sebagai langkah vital dalam menavigasi dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang saat ini terlihat menciut.

Pos terkait