Jakarta – Bursa saham Asia Anjlok seiring dengan melonjaknya nilai tukar dolar as setelah dirilisnya Pernyataan yang mengindikasikan normalisasi kebijakan pada akhir Desember 2015 oleh Janet Louise Yellen, Chair of the Board of Governors of the Federal Reserve System, kemarin (2/12).
Dari catatan Reuters, diketahui bahwa saham Nikkei Jepang turun 0,3% pada pembukaan perdagangan hari ini (3/12). Indeks MSCI dari saham-saham Asia Pasifik lainnya serta Bursa saham Australia turun lebih parah, masing-masing mencapai 0,6%. Indeks Kospi Korsel bahkan melorot hingga 1%. Dari kesemuanya, hanya Indeks saham Shanghai yang bisa dikatakan selamat, yakni menguat 0,1%.
Rabu (2/12) lalu, Yellen mengutarakan harapannya pada kenaikan suku bunga The Fed agar dapat menyelamatkan perekonomian AS dari resesi. Pejabat lain dari Federal Reserve, John Williams, mengatakan bahwa dibutuhkan waktu setidaknya selama 1 tahun untuk mengembalikan Fed Fund Rate ke level 3,5%.
Terkait merosotnya harga minyak mentah dunia, Tim Riset Samuel Sekuritas Indonesia menyampaikan bahwa OPEC telah memiliki rencana untuk melaksanakan pertemuan dalam waktu dekat. Kuota produksi dari negara-negara anggota OPEC yang tidak berpotensi memperbaiki keadaan over supply sepertinya akan benar-benar diputus.
“ECB meeting, OPEC meeting ditambah pidato Yellen yang memperlihatkan optimistisme pertumbuhan ekonomi AS, berujung pada beberapa kesimpulan yakni Euro akan kembali melemah terhadap dolar AS, indeks dolar akan menguat, harga komoditas, terutama minyak, cenderung akan terkoreksi,” tulisnya dalam hasil riset yang diberikan hari ini (3/12). [fjh]