Bank China Sediakan Likuiditas, Alibaba Pimpin Rebound Saham Hong Kong

Gedung Pasar Saham di Hong Kong (Sumber : www.cnbc.com)

HONG KONG – Saham Hong Kong terpantau dari level terendah 11 tahun setelah bank sentral China (The People’s Bank of China) meminta bank komersial untuk menyediakan likuiditas dan memperingatkan depresiasi yuan, selain didukung stabilnya saham di pasar global. Alibaba, HSBC, dan Baidu menjadi perusahaan yang mengalami rebound tertinggi.

Bacaan Lainnya

Seperti dikutip dari South China Morning Post, indeks Hang Seng naik 1,5 persen menjadi 17.503,54 pada pukul 10.06 waktu setempat setelah ditutup pada level terendah sejak Oktober 2011 pada Rabu (28/9) kemarin. Indeks Hang Seng Tech juga naik 1,4 persen, sedangkan Shanghai Composite Index naik sebesar 0,8 persen.

Namun, di antara keuntungan terbesar, saham Alibaba Group Holding menguat 4,8 persen menjadi 78,45 dolar Hong Kong, sedangkan indeks produsen batubara China, Shenhua Group, naik 4,2 persen menjadi 23,65 dolar . Saham Baidu juga terpantau naik 3,8 persen menjadi 118,50 dolar Hong Kong, sedangkan saham HSBC naik 3,5 persen menjadi 41,40 dolar Hong Kong.

Pasar utama di Asia mayoritas mengalami kenaikan pada hari Kamis (29/9), dan indeks S&P 500 menguat 2 persen semalam. Namun, dua saham debutan terpantau . Saham pembuat kendaraan listrik, Zhejiang Leapmotor Technologies, melorot 24 persen menjadi 36,65 dolar Hong Kong, sedangkan saham Onewo, unit manajemen properti China, Vanke, turun 4,8 persen menjadi 47,05 dolar Hong Kong.

Sementara itu, yuan onshore terpantau terapresiasi 0,3 persen menjadi diperdagangkan pada level 7,1823 terhadap dolar AS, sekaligus menghentikan kemerosotan delapan hari yang membawa mata uang itu ke level terendah terhadap greenback sejak 2008. Ini terjadi setelah The People’s Bank of China meminta bank-bank komersial untuk menyediakan likuiditas ke pasar, serta memerintahkan departemen memperkuat pengawasan untuk mengendalikan spekulasi dan dengan tegas memperingatkan depresiasi yuan.

Bank sentral Negeri Panda dikabarkan menyuntikkan total dana senilai 175 miliar yuan (24,7 miliar dolar AS) ke dalam sistem perbankan melalui operasi reverse repo, dalam upaya menjaga likuiditas dalam sistem. Jumlah tersebut terdiri dari 113 miliar yuan dari reverse repo tujuh hari pada tingkat bunga 2 persen, demikian tulis media pemerintah, Xinhua, dalam sebuah laporan.

Sentimen pendukung lainnya hadir setelah pemerintah Inggris meluncurkan program pembelian obligasi untuk membendung pelemahan poundsterling. Pada Rabu sore waktu setempat, memulai rencana membeli obligasi senilai 1 miliar poundsterling (1,07 miliar dolar AS) yang jatuh tempo dalam 20 tahun atau lebih. Bank sentral Inggris dikatakan sudah menyiapkan 5 miliar poundsterling untuk melakukan pembelian ini.

Pos terkait