3 Calon Presiden, Satu Suara Dukung Palestina dalam Kampanye Pemilu

Prabowo memberikan sumbangan untuk Palestina di acara‘We Love Palestine’ di Djakarta Teater, Kamis (9/11/2023)

Menjelang pemilihan presiden Indonesia yang akan berlangsung pada 14 Februari, ketiga presiden mengumumkan platform politiknya, dengan dukungan yang solid untuk sebagai bagian penting dari agenda mereka. Hal ini merupakan pelanjutan dari program yang telah dijalankan oleh Presiden Joko Widodo.

Komisi Pemilihan Umum Indonesia pada hari Senin telah mengkonfirmasi kelayakan tiga calon presiden: Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, 72, mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, 55, dan mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan, 54, beserta pasangan calon wakil presiden mereka.

Bacaan Lainnya

Meskipun periode kampanye terbuka secara resmi akan dimulai pada tanggal 28 November, para calon telah mulai mempromosikan platform mereka di forum-forum . Dukungan untuk Palestina, terutama menyusul kejadian terakhir di , cepat menjadi poin utama dalam kampanye mereka, dengan ketiganya menegaskan kembali dukungan Indonesia yang telah lama ada untuk Palestina.

Dalam pidato yang penuh semangat di sebuah rapat umum yang mendukung Palestina di Jakarta, Anies Baswedan menekankan perlunya aksi global. “Kami memanggil dunia untuk menegakkan keadilan… bangun dan bertindak. Jangan diam ketika saudara-saudara kita diinjak-injak… ketika anak-anak merana sebelum waktunya. Mari kita semua bergerak untuk memblokade Israel, menuntut gencatan senjata dan meminta mereka bertanggung jawab,” tegasnya kepada peserta rapat.

Anies Baswedan saat tampil berorasi ddalam helatan Bela Palestina di Monas

Prabowo Subianto menyoroti perannya dalam misi pemerintah mendukung Palestina, termasuk mengerahkan pesawat militer untuk bantuan kemanusiaan dan menawarkan kapal rumah sakit ke Gaza. “Sejak hari pertama, semua presiden Indonesia mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk memiliki negara mereka sendiri, untuk merdeka,” kata Prabowo dalam dialog kebijakan luar negeri. Ia menekankan pemahaman Indonesia tentang kolonisasi dan komitmen untuk melanjutkan dukungan ini.

Sementara itu, Ganjar Pranowo mengkritik ketidakmampuan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam mengambil tindakan berarti untuk menghentikan pertumpahan darah di Gaza, seraya menyarankan Indonesia untuk memperluas lobi diplomatik guna membantu menyelesaikan konflik. Ia mengusulkan pembentukan misi perdamaian khusus di dalam kementerian luar negeri yang bertugas untuk mediasi konflik.

Sikap bersatu para calon terhadap Palestina mencerminkan posisi Indonesia sebagai negara sekuler dengan populasi muslim terbesar di dunia, di mana isu agama kadang-kadang memainkan peran penting dalam pola pemungutan suara.

Pos terkait